4 Metode Efektif Mengatur Uang Saku Anak Sekolah
Setelah sekitar 2 tahun menjalani proses belajar secara online atau daring, maka pada awal tahun 2022 ini sebagian anak-anak telah kembali menikmati sekolah secara tatap muka. Walaupun demikian sistem belajar secara tatap muka langsung tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat sekalipun anak sekolah sudah diberikan vaksin. Termasuk salah satunya adalah bagaimana mengatur uang saku anak menjadi sebuah poin yang sangat diperhatikan, dimana anak sekolah diwajibkan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah supaya tidak membeli jajan di lingkungan sekolah.
Mengatur uang saku anak sekolah selama ini merupakan salah satu rutinitas di pagi hari yang banyak dilakukan para orangtua. Dan aktivitas ini tidak pernah terlupakan untuk menyediakan uang saku yang sering disebut juga sebagai uang jajan kepada putra-putri mereka. Hingga dapat dipastikan kalau hampir semua orang tua akan mempunyai stok uang pecahan untuk diberikan pada anak mereka setiap pagi sebagai uang saku. Meski merupakan sebuah rutinitas setiap hari, namun penting untuk orang tua supaya mengetahui tentang cara mengatur uang saku anak mereka karena hal ini bisa menjadi sarana memberikan pendidikan bagaimana mengelola keuangan kepada anak.
Cara Efektif Mengatur Uang Saku Anak
Sekalipun merupakan sebuah rutinitas, namun sebenarnya memberikan uang saku pada anak dapat dijadikan sebuah sarana edukasi terhadap anak tentang mengenai bagaimana cara mengelola keuangan mereka. Pada sebagian anak yang telah mampu mengelola keuangan dengan baik, bahkan bisa diberikan uang saku sekaligus dalam satu minggu, dengan demikian mereka sendiri yang mengaturnya setiap harinya. Berikut di bawah merupakan beberapa metode efektif untuk mengatur uang saku anak secara efektif sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Menyesuaikan tingkat pendidikan anak
Kebanyakan orang tua memberikan uang saku pada anak adalah ketika mereka sudah dalam tahap pendidikan Sekolah Dasar, karena secara umum anak usia TK tidak diijinkan untuk membawa bekal berupa uang jajan. Dan sudah tentu bahwa jumlah uang saku untuk anak SD tidak akan sama dengan anak SMP maupun SMA. Dengan begitu makin tinggi tingkat pendidikan anak, maka uang saku yang mereka terima juga akan makin besar sesuai durasi waktu sekolah serta kebutuhan anak.
Tidak hanya jam belajar anak yang berbeda, namun kemampuan anak usia SD untuk mengelola uang saku yang diberikan juga tidak sama. Berbeda dengan siswa SMP serta SMA yang pada umumnya sudah mampu mengatur uang saku yang diberikan, bahkan selama beberapa minggu sekaligus.
Jarak dari rumah menuju sekolah
Kebanyakan sebagian besar siswa Sekolah Dasar bersekolah di lokasi yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka, sehingga hampir kebanyakan siswa SD tidak ada yang memanfaatkan fasilitas transportasi umum, dengan begitu tidak perlu membayar biaya perjalanan. Karena itu maka anak SD tidak perlu membawa uang saku yang banyak.
Berbeda halnya dengan anak sekolah yang telah berada di tingkat SMP hingga SMA dimana banyak yang lokasi sekolah mereka berlokasi jauh dari tempat tinggalnya. Dengan begitu apabila sekolah mereka terlalu jauh apabila harus ditempuh menggunakan transportasi pribadi seperti sepeda kayuh maka tentu saja Anda perlu memberikan uang saku tambahan guna membayar biaya transportasi umum. Makin jauh jarak ke sekolah mereka, tentu akan semakin besar juga uang transportasi yang harus dikeluarkan.
Menyesuaikan Pelajaran dan Ekstrakurikuler
Pada anak SD durasi jam sekolah serta jadwal maupun kegiatan ekstrakurikuler belumlah padat seperti pada siswa SMP dan SMA. Berbeda dengan siswa di tingkat SMP dan SMA yang mana ada lebih banyak kegiatan ekstrakurikuler selain Pramuka, dimana beragam kegiatan tersebut akan membuat mereka lebih lama berada di sekolah yang akhirnya membutuhkan konsumsi tambahan. Belum lagi ketika anak masih ada les atau bimbingan belajar di luar jadwal sekolah mereka.
Berikan tahapan tanggung jawab keuangan
Selanjutnya tahapan ketika memberikan uang saku harus disesuaikan dengan kemampuan serta tingkat tanggung jawab anak dalam mengelola keuangan mereka. Apabila orang tua telah menganggap anak cukup mampu mengatur keuangan dengan baik serta bertanggung jawab, maka perlu dicoba memberikan kepercayaan lebih kepada mereka, seperti mengelola keuangan lebih besar dengan memberikan uang saku sekali dalam seminggu. Memberi uang saku secara sekaligus akan melatih anak menjadi lebih matang dalam hal keuangan, selain itu juga akan memudahkan orang tua sendiri. Dengan begitu suatu saat ketika anak-anak sudah berada di perguruan tinggi atau tinggal sendiri, maka mereka telah mampu apabila menerima uang saku dalam satu bulan sekaligus.
Jika ternyata jatah uang mingguan atau bulanan anak sudah habis sebelum waktunya, maka orang tua perlu untuk mengajak anak diskusi untuk membahas sehingga mengetahui apa yang menyebabkannya. Tidak perlu langsung memarahi mereka, karena bisa saja jatah uang tersebut digunakan untuk keperluan sosial bagi teman yang sakit, atau keperluan tugas akademik yang lebih padat daripada biasanya. Kalau memang dalam waktu tertentu jadwal kegiatan sekolah anak ternyata lebih padat, maka memang perlu diberikan uang saku lebih besar dibanding sebelumnya. Atau jika terkait dengan konsumsi maka akan lebih baik lagi jika anak membawa bekal makanan serta minum dari rumah sehingga anak tetap bisa menyisihkan uang saku mereka.
Kesimpulan
Mengatur uang saku untuk anak sekolah terlihat mudah, namun ternyata di dalamnya terdapat pembentukan serta pendidikan kecerdasan emosi anak dan tanggung jawab mereka dalam bidang keuangan. Jika dibutuhkan silahkan untuk konsultasi dengan psikolog anak Laksita Educare Yogyakarta